Sabtu, 12 Desember 2009

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)

Diagnosa Keperawatan : Resiko mudahnya terserang penyakit kurangnya pengetahuan tentang menjaga kebersihan diri berhubungan dengan kurangnya informasi.
Topik : Menjaga kebersihan diri
Sub Topik : Pentingya menjaga kebersihan diri
Sasaran : Siswa kelas 1 dan 4 SD Negeri 3 Karangsari
Waktu : 1 x 15 menit
Tanggal : 25 Oktober 2009
Tempat : Aula SD Negeri 3 Karangsari
Penyuluh : Mahasiswa STIKES Muhammadiyah Gombong Armita Alamsari
I. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 1 x 15 menit, di harapkan siswa SD Negeri 3 Karangsari dapat menjaga kebersihan diri.

II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan 1 x 15 menit diharapkan siswa SD N 3 Karangsari mampu :
1. Menyebutkan kembali pengertian kebersihan diri
2. Menyebutkan kembali tanda-tanda kurang perawatan diri
3. Menyebutkan kembali pencegahan kebersihan diri
4. Menyebutkan kembali pentingnya kebersihan diri
5. Menyebutkan kembali cara perawatan kebersihan diri
6. Termotivasi untuk melakukan pentingnya menjaga kebersihan diri
7. Mendemonstrasikan cara mandi yang bersih

III. Pokok Materi
1. Pengertian
2. Masalah kebersihan
3. Tanda-tanda kurang perawatan diri
4. Pencegahan Kebersihan diri
5. Pentingnya Kebersihan diri

IV. Kegiatan Belajar Mengajar
1. Metode
- Ceramah
- Tanya jawab
2. Strategi Pelaksana
Jam / waktu Tahap Respon
5 menit Orientasi :
- Memberi salam
- Mengingatkan kontrak waktu
- Menjelaskan maksud dan tujuan
- Menanyakan kesediaan
- Menjawab salam
- Audiens ingat dengan kontrak waktu
- Audiens mengerti maksud dan tujuan
- Audiens siap/bersedia menjawab pertanyaan
5 menit Kersa :
- Menjelaskan pengertian kebersihan
- Menjelaskan tanda-tanda kurang perawatan diri
- Menjelaskan pencegahan kebersihan diri
- Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
- Menjelaskan cara perawatan kebersihan diri
- Audiens mendengarkan penjelasan penyaji
5 menit Terminasi :
- Melakukan evaluasi


- Memberi salam penutup
- Audiens mampu menjawab pertanyaan penyaji
- Menjawab salam

V. Media dan Sumber
1. Media : Lembar balik, leaflet, demonstrasi
2. Sumber : Ikhwan Kunto Alfarisi. (2008). Menjaga Kebersihan Diri. Jakarta


VI. Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
a) Materi sudah siap dan dipelajari 3 hari sebelum penkes
b) Media sudah siap 2 hari sebelum penkes
c) Undangan untuk peserta didik seudah disampaikan 3 hari sebelum penkes
d) Tempat sudah siap 2 jam sebelum penkes
e) SAP sudah siap 2 hari sebelum penkes
2. Evaluasi Proses
a) 80% peserta didik datang tepat waktu
b) Peserta didik memperhatikan penjelasan penyaji
c) Peserta didik aktif bertanya memberikan pendapat, media dapat digunakan secara efektif
3. Evaluasi Hasil
a) Sebutkan kembali pengertian kebersihan
b) Sebutkan kembali tanda-tanda kurang perawatan diri
c) Sebutkan kembali pencegahan Kebersihan diri
d) Sebutkan kembali pentingnya Kebersihan diri
e) Sebutkan kembali cara perawatan kebersihan diri

VII. Materi
Terlampir

MATERI
MENJAGA KEBERSIHAN DIRI

A. Definisi
Kebersihan diri adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya debu, sampah dan bau.

B. Masalah
Masalah kebersihan diri adalah lingkungan yang tidak kondusif dikarenakan masyarakat selalu tidak sadar akan hal kebersihan. Tempat pembuangan kotoran tidak digunakan dan tidak dirawat dengan baik. Akibatnya masalah penyakit timbul seperti diare, penyakit kulit, penyakit pernafasan dan lain-lain yang disebabkan air dan udara sering menyerang. Berbagai upaya pengembangan kesehatan anak pun menjadi terhambat.

C. Tanda-tanda Kurang Perawatan Diri
Tanda-tanda kurang perawatan diri adalah penampilan dekil, bau badan, rambut kumal, kotor dan banyak kutu, kuku panjang dan kotor, kadang tubuh dipenuhi panyakit kulit (jamur, koreng, panu, borok, dll)

D. Cara Menjaga Kebersihan Diri
1. Cuci tangan
2. Mencuci alat makan
3. Mencuci Kaki
4. Membersihkan lingkungan tempat tinggal

E. Pentingnya Kebersihan Diri
1. Kebersihan Diri merupakan langkah awal mewujudkan kebersihan diri
2. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan resiko seseorang terhadap kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit

F. Cara Perawatan Kebersihan Diri
1. Cara perawatam rambut dan kepala dengan shampo secara rutin (minimal 2 kali seminggu)
2. Cara menjaga kebersihan muka dan mata (minimal 3 kali sehari)
3. Cara menjaga kebersihan telinga dan hidung secara rutin (1 -2 minggu sekali)
4. Cara menjaga kebersihan gigi dan mulut setiap selesai makan dan sebelum tidur
5. Cara menjaga kebersihan badan mandi menggunakan sabun mandi secara rutin (minimal 2 kali sehari)
6. Cara menjaga kebersihan tangan dan kaki. Bersihkan tangan dan kaki sehari minimal 2 kali sehari atau setiap kotor.

DAFTAR PUSTAKA
Ikhwan Kunto Alfarisi. (2008). Menjaga Kebersihan Diri. Jakarta

Jumat, 20 November 2009




PERADANGAN KATUP JANTUNG

A.     Definisi

Penyakit infeksi jantung yang pada umumnya akibat inflamasi atau pengaruh toksin yang lama atau proses pathogen yang bukan secara langsung bersumber dari jantung.
( long.B.C 1996.597 )

1.      Endokarditis

       Endokarditis infeksiosa adalah suatu infeksi yang melibatkan endokarditis yang utuh/rusak atau katup jantung proteosa.
( Chung. E.K. 1995 . 112 )
Endokarditisinfeksiosa adalah infeksi yang menimbulkan vegetasi pada endokardium.

( Horison . 1999 . 583 )
       Endokarditis infektif adalah penyakit infeksi oleh mikroorganisme pada endokardium katup jantung.
( Syaefulloh . N . 1996 . 1038 )

Dapat diklasifikasikan menjadi :

a.       Endokarditis katup alamiah
      -Endokarditis bakterialia akut
Lama penyakit kurang dari dari 6 minggu.
            Biakan darah (+) pada 95% pasien.
      


      -Endokarditis bakterialis sub akut.
            Lama penyakit lebih dari 6 minggu.
            Biakan darah (+) pada 25-95% pasien.

b.   Endokarditis katup proteosa.
Nilai dini < 60 hari.
Nilai lanjut > 60 hari.
( chung . E.K 1995 . 113 )
2.      Myocarditis

      Peradangan mokardium yang tidak berkaitan dengan penyakit arteri koroner atau infari miokardium.
( corwin .E. 2000. 374 )
      Peradangan miokardium yang disebabkan oleh infeksi bakteri reaksi hipersensitifitas / terjadi dengan endokarditis,perikarditis.
( dinkes . 1996 . 112 )
3.      Perikarditis

Peradangan perikardium ,kantung membrane yng membungkus jantung.
( smutzer . S .2001 . 840 )
      Penyakit katup jantung adalah penyakit yang tidak dapat terbuka secara sempurna yang biasanya terjadi secara sianosis dan tidak dapa menutup menutup sehingga mempengarungi aliran darah dan dapat terjadi kebocoran.
( smutzer . S . 2001 . 824 )
      Penyakit katup jaantung vascular merupakan terminology umum tentang berbagai kondisi yang mempengaruhi katup jantung abnormalitas aliran darah dan perubahan struktur jantung akibat penyakit dapat mempengaruhi katup bikuspidalis,pulmonal,mitral dan aortic.
( hudak dan gallo . 1997 . 409 )



B.     Etiologi

1.      Endokarditis
a.       sumber infeksi
b.      factor predisposisi
c.       penyebab atau pencetus
d.      mikroorganisme
2.      Miocarditis
a.       Virus
b.      Bakteri
c.       Riketsia
d.      Penyakit limfe
e.       Protozoa
f.        Terapi radiasi
g.       Hipersensitifitas obat
3.      Perikarditis
Infeksi bakteri ,metabolic,trauma obat,neoplasma idiopotik.
4.      Penyakit katup campuran
               Demam rheumatoid.

C.           Manifestasi klinis
1.Endokarditis
a.       Demam
b.      Malaisea
c.       Kelelahan
d.      Anoreksia,nyeri muskuloikeletal
e.       Splenomegali
f.        Pendarahan sub lingual
g.       Neurology timbul pada 1/3 pasien



2. Miocarditis
      Gejalanya tergantung jenis infeksinya.Kerusakan jantung dan kemampuan miokardium,kelelahan,dispnea,berdebar-debar dan kadang rasa tak nyaman di dad dan perut atas.Pembesaran jantung,suara bunyi tambahan,bising sistolik.
( Long . C . B 1996 . 602-603 )
3. Perikarditis
      Gejala nyeri selalu ada dan perikarditis akut yang paling sering dirasakan di daerah pericardium.

D.    Patofisiologi

1.      Perikarditis
             Perikarditis merupakan proses inflamasi dari viserl atau pariental pericardium.Ini terjadi akibat infeksi,komplikasi penyakit sistemik trauma atau neoplasma.Perikarditis bias akut dan kronik bias menyebar ke miokardium.Perikarditis diklasifikasikan fibiosa cexodativa,perikarditis bias serosis purolen atau hemoragik. Perikarditis kronik merupakan perikarditis terjadi timbulnya fibrosa dari kantung pericardium sebagai akibat sekunder dari trauma atau neoplasma.
2.      Myocarditis
            Adalah proses inflamasi mikardium.jantung merupakan otot efisien tergantung pada sehatnya setiap serabut otot.Miokarditis biasanya diakibatkan oleh proses infeksi atau keadaan hipersensitifitas seperti demam reumatik,mikarditis dapat menyebabkandilatasi jantung,thrombus dinding jantung,infiltrasi sel darah yang beredar disetiap pembuluh darah koroner.
3.      Endokarditis
             Endokarditis adalah peradangan endokardium yang paling sering menyerang katup jantung.Pengklasifikasian yang paling akhir dari endokarditis efektif adalah berdasarkan mikroorganisme.




         Organisme yang mendatangkan infeksi oleh arus darah yang terkumpul pada katup jantung,dimana pada enokardium yang menderita unumalia seperti prolap katup.Organisme menyerang katup jantung dan pada matrik katup kemudian terjadi pertumbuhan vegetatif yang menimbulan parut dan prporasi daun katup dan resiko bila pertumbuhan vegetatif terlepas dari bagian katup masuk dalam peredaran darah dan menjadi emboli dan bila masuk ke organ seperti limpa akan menimbulkan abses.



E. Fokus pengkajian


Pengkajian fisik
1.: kelelahan umum
2.Sirkulasi : perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit warna dan kelembaban berubah misal pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menruun bila curah jantung menurun berat.
3.    Integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut, menolak,marah, gelisah, menangis.
4.    Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran terhadap makanan, mual muntah, peryubahan berat badan, perubahan kelembaban kulit
5.    Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan pupil.







6.    Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina, gelisah.
7.    Pernafasan : penyakit paru kronis, nafas pendek ,batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal,hemoptisis.
8.    Keamanan : demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema (trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan


F. Diagnosa keperawatan

1. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi elektrikal, penurunan kontraktilitas miokardia.


KRITERIA HASIL :

1.    Mempertahankan/meningkatkan curah jantung adekuat yang dibuktikan oleh TD/nadi dalam rentang normal, haluaran urin adekuat, nadi teraba sama, status mental biasa.
2.    Menunjukkan penurunan frekuensi/tak adanya disritmia
    Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan kerja miokardia.







INTERVENSI :

a. Raba nadi (radial, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi, keteraturan, amplitudo dan simetris.
b. Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adanya denyut.
c.  Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi jaringan.
d. Tentukan tipe disritmia dan catat irama : takikardi; bradikardi; disritmia     atrial; disritmia ventrikel; blok jantung.

e.  Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama fase akut.
f.  Demonstrasikan/dorong penggunaan perilaku pengaturan stres misal relaksasi nafas dalam, bimbingan imajinasi.
g.  Selidiki laporan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas dan faktor penghilang/pemberat. Catat petunjuk nyeri non-verbal contoh wajah mengkerut, menangis, perubahan TD.
h.  Siapkan/lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi.


2.    Kurang pengetahuan tentang penyebab atau kondisi pengobatan berhubungan dengan kurang informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi.


KRITERIA HASIL :

1.    menyatakan pemahaman tentang kondisi, program pengobatan.
2.    Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan efek samping obat.





INTERVENSI :


a.       Kaji ulang fungsi jantung normal/konduksi elektrikal.
b.      Jelakan/tekankan masalah aritmia khusus dan tindakan terapeutik pada pasien/keluarga.
Identifikasi efek merugikan/komplikasiaritmia khusus contoh kelemahan, perubahan     mental, vertigo.
c.    Anjurkan/catat pendidikan tentang obat. Termasuk mengapa obat diperlukan,bagaimana dan kapan minum obat; apa yang dilakukan bila dosis terlupakan.
d.      Dorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan berlebihan.
e.       Kaji ulang kebutuhan diet contoh kalium dan kafein
f.        Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien untuk dibawa pulang
g. Anjurkan psien melakukan pengukuran nadi dengan tepat.
   Kaji ulang kewaspadaan keamanan, teknik mengevaluasi pacu jantung dan gejala yang     memerlukan intervensi medis.
h.       Kaji ulang prosedur untuk menghilangkan PAT contoh pijatan
      karotis/sinus, manuver Valsava bila perlu.






DAFTAR PUSTAKA

1.    Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Alih bahasa Peter Anugrah. Editor Caroline Wijaya. Ed. 4. Jakarta : EGC ; 1994.

2.    Santoso Karo karo. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 1996

3.    Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001.

4.    Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC;1999

5.    Hanafi B. Trisnohadi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Ed. 3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 2001





PERADANGAN KATUP JANTUNG

A.     Definisi

Penyakit infeksi jantung yang pada umumnya akibat inflamasi atau pengaruh toksin yang lama atau proses pathogen yang bukan secara langsung bersumber dari jantung.
( long.B.C 1996.597 )

1.      Endokarditis

       Endokarditis infeksiosa adalah suatu infeksi yang melibatkan endokarditis yang utuh/rusak atau katup jantung proteosa.
( Chung. E.K. 1995 . 112 )
Endokarditisinfeksiosa adalah infeksi yang menimbulkan vegetasi pada endokardium.

( Horison . 1999 . 583 )
       Endokarditis infektif adalah penyakit infeksi oleh mikroorganisme pada endokardium katup jantung.
( Syaefulloh . N . 1996 . 1038 )

Dapat diklasifikasikan menjadi :

a.       Endokarditis katup alamiah
      -Endokarditis bakterialia akut
Lama penyakit kurang dari dari 6 minggu.
            Biakan darah (+) pada 95% pasien.
      


      -Endokarditis bakterialis sub akut.
            Lama penyakit lebih dari 6 minggu.
            Biakan darah (+) pada 25-95% pasien.

b.   Endokarditis katup proteosa.
Nilai dini < 60 hari.
Nilai lanjut > 60 hari.
( chung . E.K 1995 . 113 )
2.      Myocarditis

      Peradangan mokardium yang tidak berkaitan dengan penyakit arteri koroner atau infari miokardium.
( corwin .E. 2000. 374 )
      Peradangan miokardium yang disebabkan oleh infeksi bakteri reaksi hipersensitifitas / terjadi dengan endokarditis,perikarditis.
( dinkes . 1996 . 112 )
3.      Perikarditis

Peradangan perikardium ,kantung membrane yng membungkus jantung.
( smutzer . S .2001 . 840 )
      Penyakit katup jantung adalah penyakit yang tidak dapat terbuka secara sempurna yang biasanya terjadi secara sianosis dan tidak dapa menutup menutup sehingga mempengarungi aliran darah dan dapat terjadi kebocoran.
( smutzer . S . 2001 . 824 )
      Penyakit katup jaantung vascular merupakan terminology umum tentang berbagai kondisi yang mempengaruhi katup jantung abnormalitas aliran darah dan perubahan struktur jantung akibat penyakit dapat mempengaruhi katup bikuspidalis,pulmonal,mitral dan aortic.
( hudak dan gallo . 1997 . 409 )



B.     Etiologi

1.      Endokarditis
a.       sumber infeksi
b.      factor predisposisi
c.       penyebab atau pencetus
d.      mikroorganisme
2.      Miocarditis
a.       Virus
b.      Bakteri
c.       Riketsia
d.      Penyakit limfe
e.       Protozoa
f.        Terapi radiasi
g.       Hipersensitifitas obat
3.      Perikarditis
Infeksi bakteri ,metabolic,trauma obat,neoplasma idiopotik.
4.      Penyakit katup campuran
               Demam rheumatoid.

C.           Manifestasi klinis
1.Endokarditis
a.       Demam
b.      Malaisea
c.       Kelelahan
d.      Anoreksia,nyeri muskuloikeletal
e.       Splenomegali
f.        Pendarahan sub lingual
g.       Neurology timbul pada 1/3 pasien



2. Miocarditis
      Gejalanya tergantung jenis infeksinya.Kerusakan jantung dan kemampuan miokardium,kelelahan,dispnea,berdebar-debar dan kadang rasa tak nyaman di dad dan perut atas.Pembesaran jantung,suara bunyi tambahan,bising sistolik.
( Long . C . B 1996 . 602-603 )
3. Perikarditis
      Gejala nyeri selalu ada dan perikarditis akut yang paling sering dirasakan di daerah pericardium.

D.    Patofisiologi

1.      Perikarditis
             Perikarditis merupakan proses inflamasi dari viserl atau pariental pericardium.Ini terjadi akibat infeksi,komplikasi penyakit sistemik trauma atau neoplasma.Perikarditis bias akut dan kronik bias menyebar ke miokardium.Perikarditis diklasifikasikan fibiosa cexodativa,perikarditis bias serosis purolen atau hemoragik. Perikarditis kronik merupakan perikarditis terjadi timbulnya fibrosa dari kantung pericardium sebagai akibat sekunder dari trauma atau neoplasma.
2.      Myocarditis
            Adalah proses inflamasi mikardium.jantung merupakan otot efisien tergantung pada sehatnya setiap serabut otot.Miokarditis biasanya diakibatkan oleh proses infeksi atau keadaan hipersensitifitas seperti demam reumatik,mikarditis dapat menyebabkandilatasi jantung,thrombus dinding jantung,infiltrasi sel darah yang beredar disetiap pembuluh darah koroner.
3.      Endokarditis
             Endokarditis adalah peradangan endokardium yang paling sering menyerang katup jantung.Pengklasifikasian yang paling akhir dari endokarditis efektif adalah berdasarkan mikroorganisme.




         Organisme yang mendatangkan infeksi oleh arus darah yang terkumpul pada katup jantung,dimana pada enokardium yang menderita unumalia seperti prolap katup.Organisme menyerang katup jantung dan pada matrik katup kemudian terjadi pertumbuhan vegetatif yang menimbulan parut dan prporasi daun katup dan resiko bila pertumbuhan vegetatif terlepas dari bagian katup masuk dalam peredaran darah dan menjadi emboli dan bila masuk ke organ seperti limpa akan menimbulkan abses.



E. Fokus pengkajian


Pengkajian fisik
1.: kelelahan umum
2.Sirkulasi : perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit warna dan kelembaban berubah misal pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menruun bila curah jantung menurun berat.
3.    Integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut, menolak,marah, gelisah, menangis.
4.    Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran terhadap makanan, mual muntah, peryubahan berat badan, perubahan kelembaban kulit
5.    Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan pupil.







6.    Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina, gelisah.
7.    Pernafasan : penyakit paru kronis, nafas pendek ,batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal,hemoptisis.
8.    Keamanan : demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema (trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan


F. Diagnosa keperawatan

1. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi elektrikal, penurunan kontraktilitas miokardia.


KRITERIA HASIL :

1.    Mempertahankan/meningkatkan curah jantung adekuat yang dibuktikan oleh TD/nadi dalam rentang normal, haluaran urin adekuat, nadi teraba sama, status mental biasa.
2.    Menunjukkan penurunan frekuensi/tak adanya disritmia
    Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan kerja miokardia.







INTERVENSI :

a. Raba nadi (radial, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi, keteraturan, amplitudo dan simetris.
b. Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adanya denyut.
c.  Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi jaringan.
d. Tentukan tipe disritmia dan catat irama : takikardi; bradikardi; disritmia     atrial; disritmia ventrikel; blok jantung.

e.  Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama fase akut.
f.  Demonstrasikan/dorong penggunaan perilaku pengaturan stres misal relaksasi nafas dalam, bimbingan imajinasi.
g.  Selidiki laporan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas dan faktor penghilang/pemberat. Catat petunjuk nyeri non-verbal contoh wajah mengkerut, menangis, perubahan TD.
h.  Siapkan/lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi.


2.    Kurang pengetahuan tentang penyebab atau kondisi pengobatan berhubungan dengan kurang informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi.


KRITERIA HASIL :

1.    menyatakan pemahaman tentang kondisi, program pengobatan.
2.    Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan efek samping obat.





INTERVENSI :


a.       Kaji ulang fungsi jantung normal/konduksi elektrikal.
b.      Jelakan/tekankan masalah aritmia khusus dan tindakan terapeutik pada pasien/keluarga.
Identifikasi efek merugikan/komplikasiaritmia khusus contoh kelemahan, perubahan     mental, vertigo.
c.    Anjurkan/catat pendidikan tentang obat. Termasuk mengapa obat diperlukan,bagaimana dan kapan minum obat; apa yang dilakukan bila dosis terlupakan.
d.      Dorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan berlebihan.
e.       Kaji ulang kebutuhan diet contoh kalium dan kafein
f.        Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien untuk dibawa pulang
g. Anjurkan psien melakukan pengukuran nadi dengan tepat.
   Kaji ulang kewaspadaan keamanan, teknik mengevaluasi pacu jantung dan gejala yang     memerlukan intervensi medis.
h.       Kaji ulang prosedur untuk menghilangkan PAT contoh pijatan
      karotis/sinus, manuver Valsava bila perlu.






DAFTAR PUSTAKA

1.    Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Alih bahasa Peter Anugrah. Editor Caroline Wijaya. Ed. 4. Jakarta : EGC ; 1994.

2.    Santoso Karo karo. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 1996

3.    Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001.

4.    Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC;1999

5.    Hanafi B. Trisnohadi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Ed. 3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 2001